Minggu, 15 April 2012

Lirik lagu mariah carey - hateu

HATEU
by. Mariah Carey

Ah, ah, ah, ah ah
Ooh, ooh, ooh, ooh, ooh
La, la, la, la
Ah, ah, ah, ah ah

Once upon a time, we swore not to say goodbye
Something got a hold of us, and we changed
Then you sat alone in pride, and I sat at home and cried
How'd our fairytale just end up this way?

We went round for round 'til we knocked love out
We were laying in the ring, not making a sound
And if that's a metaphor of you and I
Why is it so hard to say goodbye?

I can't wait to hate you, make you pain like I do
Still can't shake you off
I can't wait to break through these emotional changes
Seems like such a lost cause

I can't wait to face you, break you down so low
There's no place left to go
I can't wait to hate you

Oh, this was a love phenomenon no one could explain
And I wish I could press reset and feel that feeling again
I sit and press rewind and watch us every night
Wanna pause it, but I can't make it stay

We went round for round 'til we knocked love out
We were laying in the ring, not making a sound
And if that's a metaphor of you and I
Why is it so hard to say goodbye?

I can't wait to hate you, make you pain like I do
Still can't shake you off
I can't wait to break through these emotional changes
Seems like such a lost cause

I can't wait to face you, break you down so low
There's no place left to go
I can't wait to hate you

No need to call my phone 'cause I changed my number today
And matter fact, I think I'm moving away, away
Sorry, the frustration's got me feeling awake
And I just keep having one last thing to say

And I just wanna hold you, touch you, feel you, be near you
I miss you baby, baby, baby
I'm tired of try'na fake through, but there's nothing I can do
Boy, I can't wait to hate you

I can't wait to hate you, make you pain like I do
Still can't shake you off
I can't wait to break through these emotional changes
Seems like such a lost cause

I can't wait to face you, break you down so low
There's no place left to go
I can't wait to hate you, baby

I can't wait to hate you
'Cause right now I need you
I can't wait to let you go

Biodata Mariah Carey

 

 Nama   :   Mariah Angelia Carey
 TL         :   27 Maret 1970
 Asal      :   New York City, Amerika Serikat
 Job       :   Penyanyi, Penulis lagu, Produser rekaman, Direktur Video Musik, Aktris
 Genre   :   Pop, R&B

Efektifitas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


MAKALAH
EFEKTIFITAS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP)


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan bimbingannya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul EFEKTIFITAS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) ini disusun berdasarkan standart materi pengantar pendidikan tahun 2011.
Adapun dalam penyususnan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.






                                                                                                               Penyusun





DAFTAR ISI

JUDUL ...............................................................................................................  i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................  iii

A.    Pengertian KTSP ..........................................................................................   1
B.     Bagaimana KTSP Disusun dan Dikembangkan ...........................................   1
C.     Hakekat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP ) ...........................   2
D.    Kelebihan dan Kelemahan KTSP .................................................................  2
E.     Konsep Dasar KTSP .....................................................................................  3
F.      Tujuan KTSP ................................................................................................   4
G.    Pengembangan KTSP ...................................................................................  4

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 6



A.    Pengertian KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang dikembangkan oleh dan dilaksanakan pada tiap - tiap satuan pendidikan. Dalam hal ini, sekolah diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya. Namun demikian, tidak berarti sekolah bebas tanpa batas untuk mengembangkan kurikulumnya. Dalam pelaksanaannya tetap berpegang atau merujuk pada prinsip-prinsip dan rambu-rambu operasional standard yang dikembangkan oleh pemerintah, serta merujuk pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standard Isi (SI) yang telah ditetapkan.
Standard Isi (SI) yaitu lingkup materi minimal dan standar kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu yang berlaku secara nasional. Sedangkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) standar yang digunakan untuk melakukan penilaian dan menentukan kelulusan peserta didik. Standar komptensi lulusan ini terdiri dari standar kompetensi kelompok mata pelajaran dan standar kompetensi mata pelajaran untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar kompetensi lulusan ini berlaku secara nasional, artinya menjadi acuan untuk dasar bagi penentuan kelulusan di seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Namun dalam pencapaiannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah setempat.

B.     Bagaimana KTSP Disusun dan Dikembangkan
1.      KTSP disusun oleh sekolah dan komite sekolah.
2.      Merujuk pada standar isi yang kompetensi lulusan Dan BSNP.
3.      Prinsip-prinsip dalam menyusun KTSP anatara lain:
a.       Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
b.      Beragam dan terpadu.
c.       Tanggap terhadap ilmu pengetahuan teknologi dan seni.
4.      Unsur-unsur penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan KTSP antara lain:
a.       Kurikulum disusun menyeluruh dan berkesinambungan
b.      KTSP memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
c.       Memperhatikan kepentingan nasional dan daerah
5.      Acuan operasional penyusunan KTSP :
a.       Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
b.      Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
c.       Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
d.      Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

C.    Hakekat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam Era globalisasi dan pasar bebas kita dihadapikan pada perubahan yang tidak menentu. Ibarat nelayan di “lautan lepas” yang dapat menyesatkan jika tidak memiliki “kompas” sabagai pedoman untuk bertindak dan mengarunginya. Hal tersebut telah mengakibatkan hubungan yang tidak linear antara pendidikan dengan lapangan kerja atau “one to one relafanship”, karena apa yang terjadi dalam lapangan kerja sulit diikuti oleh dunia pendidikan , sehingga terjadi kesenjangan.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, berbagai analisis menunjukkan bahwa pendidikan Nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada berbagai krisis yang perlu mendapat penanganan secepatnya, di antaranya berkaitan dengan masalah relevasi, atau kesesuaian antara bangunan. Dalam kerangka inilah pemerintah menggagas KTSP, sebagai tindak lanjut kebajikan pendidikan dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi. KTSP merupakan kurikulum operasional yang pengembangannya diserahkan kepada daerah dan satuan pendidikan. Dengan demikian, melalui KTSP ini pemerintah berharap pendidikan dan pembangunan, serta kebutuhabn dunia kerja dapat segera teratasi.

D.    Kelebihan dan Kelemahan KTSP
·         Kelebihan-kelebihan KTSP Antara lain:
1.      Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
2.      Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
3.      KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa.
4.      Mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih20%.
5.     Memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan

·         Kelemahan-kelamahan dalam KTSP maupun penerapannya, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
2.      Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.
3.      Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurang pendapatan para guru.

E.     Konsep Dasar KTSP
KTSP disusun dan dikembangkan beradasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.
1.      Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2.      Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pandidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
-          KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
-          Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mangacu pada standar nasional pendidikan.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempbat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu merumuskan dan memetapkan visi dan misi dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan sekolah.

F.     Tujuan KTSP
Tujuan KTSP dibagi menjadi dua, umum dan khusus.
·         Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara patisipatif dalam pengembangan kurikulum.
·         Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk :
1.      Meningkatakn mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan suberdaya yang tersedia.
2.      Meningkatakn kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3.      Meningkatkan kompterisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

G.    Pengembangan KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dilandasi oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut:
·         Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas.
Dalam Undang-undang sisdiknas dikemukakan bahwa standar nasional pendidikan (SNP) terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. SNP digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. 
·         Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 adalah peraturan tentang standar nasioanl pendidikan (NSP), NSP merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
·         Peraturan Mentari Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006.
Peraturan menteri pendidikan nasional No. 22 Tahun 2006 mengatur tentang standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
·         Peraturan Menteri Pendidikan Nasioanl No. 23 Tahun 2006.
Peraturan menteri pendidikan nasional No. 23 Tahun 2006 mengatur standar kompetensi lulusan untuk satuan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar kompetensi lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kolompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran, yang akan bermuara pada kompetensi dasar.
·         Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 24 Tahun 2006.
Peraturan menteri pendidikan nasional No. 24 Tahun 2006 mengatur tentang pelaksanaan SKL dan standar isi. Dalam peraturan ini dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pdndidikan yang bersangkutan, dalam permendiknas tersebut dikemukakan pula bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari yang telah ditetapkan, dengan memeprhatikan panduan penyusunan KTSP pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun badan standar nasional pendidikan (BSNP).






PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

·         Landasan dan Tujuan Pendidikan Pancasila
A.      Landasan Pendidikan Pancasila
Landasan historis : Fakta – fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi pengembangan pendidikan  pancasila, baik menyangkut formulasi tujuannya, dan evaluasinya.
Landasan kultural  :  Pengembangan pendidikan pancasila didasarkan atas nilai – nilai yang diagungkan / dan karenanya disepakat, dalam kehidupan nasional.
Landasan Yuridis     :   Undang – undang Dasar 1945 Pasal 31
                                            Ketetapan MPR nomor IV tahun 1999 tentang GBHN
                                            Undang – undang sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 Pasal 39
                                            Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 1999 Pasal 13
                                            Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi nomor 265/Dikni/Kep/2000
Landasan Filosofis   :   Penggunaan hasil - hasil pemikiran filsafat pancasila untuk mengembangkan pendidikan pancasila

B.      Tujuan Pendidikan Pancasila
-          Agar subyek didik memiliki moral yang sesuai dengan nilai – nilai pancasila dan moralitas itu mampu terwujud dalam kehidupan sehari – hari (UU Nomor 2 Tahun 1989)
-          Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi agar mahasiswa :
1.       Dapat memahami dan mampu melaksanakan jiwa pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupannya sebagai warga negara Indonesia
2.       Menguasai pengetahuan tentang beragam masalah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945
3.       Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai dan norma pancasila, sehingga mampu menanggapi perubahan yang terjadi dalam rangka keterpaduan ipteks dan pembangunan
4.       Membantu mahasiswa dalam waktu proses mengajar, proses berfikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan menerapkan strategi heuristik terhadap nilai – nilai pancasila




·         Pertumbuhan Paham Kebangsaan Indonesia
A.      Nusantara Masa Pral Kolonial
-          Berlangsung sekitar abad V – XVII
-          Politik kawasan              : munculnya kerajaan – kerajaan
-          Kesadaran geopolitik   : hidup dalam satu wilayah
-          India, Cina, dan Nusantara sebagai pusat kebudayaan
-          Hubungan India – Nusantara   :  tidak mesrah, hubungan kebudayaan
-          Hubungan Cina – Nusantara     :  perdagangan

B.      Nusantara Masa Kolonial
-          Masuknya bangsa Eropa ke Nusantara
-          Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 hingga Proklamasi Kemerdekaan RI
-          Portugis membawa misi                                   : Glory, Gold, dan Gospel
-          Belanda konentrasi pada perdagangan     : VOC dan Pemerintah Belanda
-          Perlawanan kerajaan – kerajaan islam
a)      Perlawanan terhadap Portugis            : kesadaran kenusantaraan dan keagamaan
b)      Perlawanan terhadap Belanda             : jiwa kenusantaraan hilang dan terjebak pada
                                                                            persoalan lokal mengenai kekuasaan
-          Dampak dari kolonial Portugis dan Belanda
o   Portugis      
a.       Agama         : agama nasrani masuk ke nusantara
b.      Ekonomi     : perdagangan antar pulau berubah menjadi ekonomi dunia
o   Belanda      
a.       Ekonomi     : monopoli perdagangan
b.      Politik          : campurtangan Belanda dalam urusan birokrasi kerjaan ( politik
                         Devide et impera)
-          Politik asosiasi    : menanamkan cara berpikir kultur Belanda terhadap penduduk Hindia
           Belanda (Snouck Horgronye).
Sehingga akan terjadi Pax Nederlanca, yaitu menyatukan seluruh Hindia Belanda didalam satu kesatuan yang dipimpin Belanda. Menjajah Hindia Belanda tiada perlu dengan senjata tapi dengan kultur.
-          Politik etis ada 3 macam :
a)      Emigrasi
b)      Irigasi
c)       Edukasi
Edukasi – gol terpelajar – kesadaran nasional – sumpah pemuda

C.      Pasca Kemerdekaan
1.       Masa Revolusi
o   1945 – 1949
o   Konsolidasi kedalam :
a.       Melengkapi lembaga – lembaga kenegaraan
b.      Membentuk badan keamanan rakyat
c.       Menetapkan birokrasi pemerintahan
d.      Menata kekuatan politik yang ada
o   Perjuangan Pisik (militer) dan diplomasi
2.       Orde lama
o   1945 – 1949 – 1965/1966
o   Konsolidasi babak ke-2
o   Kelompok yang kecewa makar : DI, PRRI, dan Kahar muzakar
o   Kabinet jatuh bangun
o   Dekrit Presiden 5 Juli 1959          : kembali ke UUD 1945
o   Demokrasi terpimpin
3.       Orde baru
o   Supersemar (11 Maret 1966) – 1998
o   Jargon Politik sebagai Panglima
o   Kosentrasi bidang ekonomi (pelita) – swasembada pangan
o   Stabilitas politik, OPP dibatasi 3 kontestan
o   Dwi fungsi ABRI
o   Ekonomi makro-konglomerasi-ekonomi kerakyatan kurang diperhatikan
o   Krisis moneter-ekonomi-multidimensial
4.       Reformasi
o   21 Mei 1998 – sekarang
o   6 perubahan pada masa reformasi :
a.       Perubahan pemerintah dari sentralisasi ke desentralisasi
b.      Perubahan pem militer
c.       Perubahan orientasi sistem ekonomi nasional
d.      Perubahan sistem kepartaian
e.      Desakralisasi UUD 1945
f.        Kebijakan yang partisipatoris

INSENMINASI BUATAN PADA SAPI


INSEMINASI BUATAN PADA SAPI


MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Biologi Umum yang dibina oleh Bapak ...








FAKULTAS MIPA
JURUSAN BIOLOGI
Desember 2011


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat  dan karunianya sehingga “ Makalah “ ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kegiatan pembuatan makalah ini adalah sebagai bentuk penambahan kegiatan mata pelajaran yang bertujuan untuk membantu di dalam bidang pelajaran tersebut.
Makalah ini tentunya masih banyak memiliki berbagai kekurangan, untuk itu saran dan masukan sangat diharapkan kedepan. Akhir kata, penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang  telah memberikan berbagai bantuan dan masukan dalam penyusunan makalah ini.


                                                                                    Malang, 10 Desember 2011
                                                                                   




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................        i
KATA PENGANTAR  ...........................................................................      ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................      iii
BAB I    PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ...................................................................       1
B.     Rumusan Masalah ..............................................................       2
C.     Tujuan ................................................................................       2
BAB II   PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Sejarah Inseminasi Buatan ........................       3
B.     Pengertian Inseminasi Buatan ............................................       8
C.     Teknik dari Inseminasi Buatan ..........................................       9
D.    Tujuan Inseminasi Buatan ..................................................       10
E.     Keuntungan dan Kerugian dari Inseminasi Buatan ............      10
F.      Prosedur Inseminasi Buatan pada Sapi ..............................       11
G.    Faktor – Faktor  yang Menyebabkan Rendahnya
Prosentase Kebuntingan pada Sapi ....................................       12       
H.    Dampak dari Inseminasi Buatan ........................................       12
BAB III PENUTUP
               Kesimpulan ..............................................................................       14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................      15



BAB I
                                                  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang sangat besar. Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menggunakan rasa, karsa dan daya cipta yang dimiliki. Salah satu bidang iptek yang berkembang pesat dewasa ini adalah teknologi reproduksi. Teknologi reproduksi adalah ilmu reproduksi atau ilmu tentang perkembangbiakan yang menggunakan peralatan serta prosedur tertentu untuk menghasilkan suatu produk (keturunan). Salah satu teknologi reproduksi yang telah banyak dikembangkan adalah inseminasi buatan. Inseminasi buatan merupakan terjemahan dari artificial insemination yang berarti memasukkan cairan semen (plasma semen) yang mengandung sel-sel kelamin pria (spermatozoa) yang diejakulasikan melalui penis pada waktu terjadi kopulasi atau penampungan semen.
Berdasarkan pengertian di atas, maka definisi tentang inseminasi buatan adalah memasukkan atau penyampaian semen ke dalam saluran kelamin wanita dengan menggunakan alat-alat buatan manusia dan bukan secara alami. Namun perkembangan lebih lanjut dari inseminasi buatan tidak hanya mencangkup memasukkan semen ke dalam saluran reproduksi wanita, tetapi juga menyangkut seleksi dan pemeliharaan sperma, penampungan, penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan  (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencatatan, dan penentuan hasil inseminasi pada manusia dan hewan. Adapun tujuan dari inseminasi buatan adalah sebagai suatu cara untuk mendapatkan keturunan bagi pasutri yang belum mendapat keturunan.
Makalah ini akan membahas tentang Inseminasi Buatan pada hewan ternak (Sapi). Inseminasi Buatan pada Sapi sering juga disebut dengan kawin suntik. Kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (sperma atau semen yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu) yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun'.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah perkembangan Inseminasi Buatan ?
2.      Apa yang dimaksud dengan Inseminasi Buatan ?
3.      Apa saja teknik Inseminasi Buatan ?
4.      Apa tujuan Inseminasi Buatan ?
5.      Apa keuntungan dan kerugian dari Inseminasi Buatan ?
6.      Bagaimana prosedur Inseminasi Buatan pada Sapi ?
7.      Apa saja faktor – faktor yang menyebabkan rendahnya prosentase kebuntingan pada Sapi ?
8.      Apa dampak dari Inseminasi Buatan pada Sapi ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui perkembangan sejarah Inseminasi Buatan.
2.      Untuk memahami pengertian dari Inseminasi Buatan.
3.      Untuk mengetahui teknik Inseminasi Buatan.
4.      Untuk mengetahui tujuan Inseminasi Buatan.
5.      Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari Inseminasi Buatan.
6.      Untuk mengetahui prosedur Inseminasi Buatan pada Sapi.
7.      Untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan rendahnya prosentase kebuntingan pada Sapi.
8.      Untuk mengetahui dampak dari Inseminasi Buatan pada Sapi.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Perkembangan Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan (IB) pada hewan peliharaan telah lama dilakukan sejak berabad-abad yang lampau. Seorang pangeran arab yang sedang berperang pada abad ke-14 dan dalam keadaan tersebut kuda tunggangannya sedang mengalami birahi. Kemudian dengan akar cerdinya, sang pangeran dengan menggunakan suatu tampon kapas, sang pangeran mencuri semen dalam vagina seekor kuda musuhnya yang baru saja dikawinkan dengan pejantan yang dikenal cepat larinya.Tampon tersebut kemudian dimasukan ke dalam vagina kuda betinanya sendiri yang sedang birahi. Alhasil ternyata kuda betina tersebut menjadi bunting dan lahirlah kuda baru yang dikenal tampan dan cepat larinya. Inilah kisa awal tentang IB, dan setelah itu tidak lagi ditemukan catatan mengenai pelaksanaan IB atau penelitian ke arah pengunaan teknik tersebut.
Tiga abad kemudian, barulah ada pengamatan kembali tentang reproduksi. Tepatnya pada tahun 1677, Anthony van Leeuwenhoek sarjana Belanda penemu mikroskop dan muridnya Johan amm merupakan orang pertama yang melihat sel kelamin jantan dengan mikroskop buatannya sendiri. Mereka menyebut sel kelamin jantan yang tak terhitung jumlahnya tersebut animalcules atau animalculae yang berarti jasad renik yang mempunyai daya gerak maju progresif. Di kemudian hari sel kelamin jantan tersebut dikenal dengan spermatozoatozoa. Pada tahun berikutnya, 1678, seorang dokter dan anatomi Belanda, Reijnier (Regner) de Graaf, menemukan folikel pada ovarium kelinci.
Penelitian ilmiah pertama dalam bidang inseminasi buatan pada hewan piarann dialkukan oleh ahli fisiologi dan anatomi terkenal Italia, yaitu Lazzaro Spallanzani pada tahun 1780. Dia berhasil menginseminasi amphibia, yang kemudian memutuskan untuk melakukan percobaan pada anjing. Anjing yang dipelihara di rumahnya setelah muncul tanda-tanda birahi dilakukan inseminasi dengan semen yang dideposisikan langsung ke dalam uterus dengan sebuah spuit lancip. Enam puluh hari setelah inseminasi, induk anjing tersebut melahirkan anak tiga yang kesemuanya mirip dengan induk dan jantan uang dipakai semennya. Dua tahun kemudian (1782) penelitian spallanzani tersebut diulangi oleh P. Rossi dengan hasil yang memuaskan. Semua percobaan ini membuktikan bahwa kebuntingan dapat terjadi dengan mengunakan inseminasi dan menghasilkan keturunan normal.
Spallanzani juga membuktikan bahwa daya membuahi semen terletak pada spermatozoatozoa, bukan pada cairan semen. Dia membuktikannya dengan menyaring semen yang baru ditampung. Cairan yang tertinggal diatas filter mempunyai daya fertilisasi tinggi. Peneliti yang sama pada tahun 1803, menyumbangkan pengetahuannya mengenai pengaruh pendinginan terhadap perpanjangan hidup spermatozoatozoa. Dia mengamati bahwa semen kuda yang dibekukan dalam salju atau hawa dimusim dingin tidak selamanya membunuh spermatozoatozoa tetapi mempertahankannya dalam keadaaan tidak bergerak sampai dikenai panas dan setelah itu tetap bergerak selama tujuh setengah jam. Hasil penemuannya mengilhami peneliti lain untuk lebih mengadakan penelitian yang mendalam terhadap sel-sel kelamin dan fisiologi pembuahan. Dengan jasa yang ditanamkannya kemudian masyarakat memberikan gelar kehormatan kepada dia sebagai Bapak Inseminasi.
Perkenalan pertama IB pada peternakan kuda di Eropa, dilakukan oleh seorang dokter hewan Perancis, Repiquet (1890). Dia menasehatkan pemakaian teknik tersebut sebagai suatu cara untuk mengatasi kemajiran. Hasil yang diperoleh masih kurang memuaskan, masih banyak dilakukan penelitian untuk mengatasinya, salah satu usaha mengatasi kegagalan itu, Prof. Hoffman dari Stuttgart, Jerman, menganjurkan agar dilakukan IB setelah perkawinan alam. Caranya vagina kuda yang telah dikawinkan dikuakkan dan dengan spuit diambil semennya. Semen dicampur dengan susu sapi dan kembali diinsemiasikan pada uterus hewan tersebut. Namun diakui cara ini kurang praktis untuk dilaksanakan.
Pada tahun 1902, Sand dan Stribold dari Denmark, berhasil memperoleh empat konsepsi dari delapan kuda betina yang di IB. Mereka menganjurkan IB sebagai suatu cara yang ekonomis dalam pengunaan dan penyebaran semen dari kuda jantan yang berharga dan memajukan peternakan pada umumnya.
Penanganan IB secara serius dilakukan di Rusia, sebagai usaha untuk memajukan peternakan. Peneliti dan pelopor terkemuka dalam bidang IB di Rusia adalah Elia I. Ivannoff. Tahun 1899 ia diminta Direktur Peternakan Kuda Kerjaaan Rusia, untuk menentukan kemungkinan-kemungkinan pemakaian IB. Dan dilah orang pertama yang berhasil melakukan IB pada sapi dan domba.
Hasil spektakuler dan sukses terbesar yang diperoleh adalah di Askaniya-Nova (1912) yang berhasil menghasilkan 31 konsepesi yang 39 kuda yang di IB, sedang dengan perkawinan alam hanya diperoleh 10 konsepsi dari 23 kuda yang di IB. Tahun 1914, Geuseppe amantea Guru Besar fisiologi manusia di Roma, banyak mengadakan penelitian tentang spermatozoatologi, dengan hewan percobaan anjing, burung merpati dan ayam. Kemudian dia berhasil membuat vagina buatan pertama untuk anjing. Berdasar penemuan ini banyak peneliti lain membuat vagina buatan untuk sapi, kuda dan domba. Tahun 1926, Roemelle membuat yang pertama kali membuat vagina buatan untuk sapi, dan orang pertama yang membuat vagina buatan untuk domba dan kambing adalah Fred F. Mckenzie (Amerika Serikat) pada tahun 1931. Pada tahun 1938 Prof. Enos J. Perry mendirikan koperasi IB pertama di Amerika Serikat yang terletak di New Jersey.
Kemajuan pesat dibidang IB, sangat dipercepat dengan adanya penemuan teknologi pembekuan semen sapi yang disposori oleh C. Polge, A.U. Smith dan A.S. Parkes dari Inggris pada tahun 1949. Mereka berhasil menyimpan semen untuk waktu panjang dengan membekukan sampai -79 0C dengan mengunakan CO2 pada (dry ice) sebagai pembeku dan gliserol sebagai pengawet. Pembekuan ini disempurnakan lagi, dengan dipergunakannya nitrogen cair sebagai bahan pembeku, yang menghasilkan daya simpan yang lebih lama dan lebih praktis, dengan suhu penyimpanan -169 0C.
Inseminasi Buatan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun limapuluhan oleh Prof. B. Seit dari Denmark di Fakultas Hewan dan Lembaga Penelitian Peternakan Bogor. Dalam rangka rencana kesejahteraan istimewa (RKI) didirikanlah beberpa satsiun IB di beberapa daerah di awa Tenggah (Ungaran dan Mirit/Kedu Selatan), Jawa Timur (Pakong dan Grati), Jawa Barat (Cikole/Sukabumi) dan Bali (Baturati). Juga FKH dan LPP Bogor, difungsikan sebagai stasiun IB untuk melayani daerah Bogor dan sekitarnya, Aktivitas dan pelayanan IB waktu itu bersifat hilang, timbul sehingga dapat mengurangi kepercayaan masyarakat.
Pada tahun 1959 dan tahun-tahun berikutnya, perkembangan dan aplikasi IB untuk daerah Bogor dan sekitranya dilakukan FKH IPB, masih mengikuti jejak B. Seit yaitu penggunaan semen cair umtuk memperbaiki mutu genetik ternak sapi perah. Pada waktu itu belum terfikirkan untuk sapi potong. Menjelang tahun 1965, keungan negara sangat memburuk, karena situasi ekonomi dan politik yang tidak menguntungkan, sehingga kegiatan IB hampir-hampir tidak ada. Stasiun IB yang telah didirikan di enam tempay dalam RKI, hanya Ungaran yang masih bertahan.
Di Jawa Tenggah kedua Balai Pembenihan Ternak yang ditunjuk, melaksanakan kegiatan IB sejak tahun1953, dengan tujuan intensifikasi onggolisasi untuk Mirit dengan semen Sumba Ongole (SO) dan kegiatan di Ungaran bertujuan menciptakan ternak serba guna, terutama produksi susu dengan pejantan Frisien Holstein (FH). Ternyata nasib Balai Pembibitan Ternak kurang berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik, kecuali Balai Pembibitan Ternak Ungaran, dan tahun1970 balai ini diubah namanya menjadi Balai Inseminasi Buatan Ungaran, dengan daerah pelayanan samapi sekarang di daerah jalur susu Semarang – Solo – Tegal.
Inseminasi buatan telah pula digalakkan atau diperkenalkan oleh FKH IPB, di daerah Pengalengan, Bandung Selatan, bahkan pernah pula dilakukan pameran pedet (Calf Show) pertama hasil IB. Kemajuan tersebut disebabkan adanya sarana penunjang di daerah tersebut yaitu 1) rakyat pemelihara sapi telah mengenal tanda-tanda berahi dengan baik, 2) rakyat telah tahu dengan pasti bahwa peningkatan mutu ternak melalui IB merupakan jalan yang sesingkat-singkatnya menuju produksi tinggi, 3) pengiriman semen cair dari Bogor ke Pengalengan dapat memenuhi permintaan, sehingga perbaikan mutu genetik ternak segera dapat terlihat.
Hasil-hasil perbaikan mutu genetik ternak di Pengalengan cukup dapat memberi harapan kepda rakyat setempat. Namun sayangnya peningkatan produksi tidak diikuti oleh peningkatan penampungan produksi itu sendiri. Susu sapi umumnya dikonsumsi rakyat setempat. Akibatnya produsen susu menjadi lesu, sehingga perkembangan IB di Pangalengan sampai tahun 1970, mengalami kemunduran akibat munculnya industri-industri susu bubuk yang menggunakan susu bubuk impor sebagai bahan bakunya.
Kekurang berhasilan program IB antara tahun 1960-1970, banyak disebabkan karena semen yang digunakan semen cair, dengan masa simpan terbatas dan perlu adanya alat simpan sehingga sangat sulit pelaksanaanya di lapangan. Disamping itu kondisi perekonomian saat itu sangat kritis sehingga pembangunan bidang peternakan kurang dapat perhatian.
Dengan adanya program pemerintah yang berupa Rencana Pembangunan Lima Tahun yang dimulai tahun 1969, maka bidang peternakan pun ikut dibangun. Tersedianya dana dan fasilitas pemerintah akan sangat menunjang peternakan di Indonesia, termasuk program IB. Pada awal tahun 1973 pemerintah measukan semen beku ke Indonesia. Dengan adanya semen beku inilah perkembangan IB mulai maju dengan pesat, sehingga hampir menjangkau seluruh provinsi di Indonesia.
Semen beku yang digunkan selema ini merupakan pemberian gratis pemerintah Inggris dansSelandia Baru. Selanjutnya pada tahun 1976 pemerintah Selandia Baru membantu mendirikan Balai Inseminasi Buatan, dengan spesialisasi memproduksi semen beku yang terletak di daerah Lembang Jawa Barat. Setahun kemudian didirikan pula pabrik semen beku kedua yakni di Wonocolo Suranaya yang perkembangan berikutnya dipindahkan ke Singosari Malang Jawa Timur.
Untuk kerbau pernah pula dilakukan IB, yakni di daerah Serang, Banten, dengan IPB sebagai pelaksana dan Dirjen Peternakan sebagai sponsornya (1978). Namun perkembangannya kurang memuaskan karena dukungan sponsor yang kurang menunjang, disamping reproduksi kerbau belum banyak diketahui. IB pada kerbau pernah juga diperkenalakan di Tanah Toraja Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara dan Jawa Timur.
Hasil evaluasi pelaksanaan IB di Jawa, tahun 1972-1974, yang dilaksanakan tahun 1974, menunjukan anka konsepsi yang dicapai selama dua tahun tersebut sangat rendah yaitu antara 21,3 – 38,92 persen. Dari survei ini disimpulkan juga bahwa titik lemah pelaksaan IB, tidak terletak pada kualitas semen, tidak pula pada keterampilan inseminator, melainkan sebagian besar terletak pada ketidak suburan ternak-ternak betina itu sendiri. Ketidak suburan ini banyak disebabkan oleh kekurangan pakan, kelainan fisiologi anatomi dan kelainan patologik alat kelamin betina serta merajalelanya penyakit kelamin menular. Dengan adanya evaluasi terebut maka perlu pula adanya penyemopurnaan bidang organisasi IB, perbaikan sarana, intensifikasi dan perhatian aspek pakan, manajemen, pengendalian penyakit.

B.     Inseminasi Buatan
Teknologi modern pada zaman sekarang telah mampu mengatasi masalah kemandulan (bagi manusia) dan menghasilkan bibit-bibit unggul (bagi hewan yang dapat menguntungkan manusia), khususnya dalam bidang bioteknologi. Hal tersebut dapat dilakukan diantaranya dengan melalui inseminasi buatan.
Dari hasil kemajuan bioteknologi tersbut, sekarang telah tersedia inseminasi buatan, fertilisasi atau pembuatan in vitro dan rahim kontrak. Kemajuan bioteknologi tersebut apabila diterapkan pada dunia hewan, maka akan mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi manusia. Namun, jika kemajuan bioteknologi diaplikasikan pada manusia, maka akan menghasilkan dampak yang positif dan dampak yang negatif. Dampak posotof dapat diambil dari orang-orang yang telah menikah, tetapi tidak bisa mempunyai anak, maka agar keinginan untuk mempunyai anak dapat terwujud, maka dapat dilakukan dengan melalui bayi tabung atau rahim kontrak. Sedangkan dampak negatifnya yaitu dapat menimbulkan kekacauan dalam sistem keturunan manusia.
Maka sejak tahun 1956 dewan gereja di Roma telah mengutuk kegiatan tersebut dengan alasan bahwa inseminasi buatan dapat memisahkan tindakan prokreasi (kasih sayang terhadap anak, dan anak adalah karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi) dan persatuan cinta. Alasan lainnya yaitu kegiatan inseminasi melibatkan tindakan masturbasi yang dibutuhkan untuk mengeluarkan sperma.
Inseminasi Buatan adalah salah Bioteknologi dalam bidang reproduksi ternak yang memungkinkan manusia mengawinkan ternak betina tanpa perlu seekor pejantan. Inseminasi Buatan merupakan suatu rangkain proses terencana dan terpogram karena menyangkut kualitas genetik ternak di masa yang akan datang. Pelaksanaan dan penerapan teknologi Inseminasi Buatan di lapangan dimulai dengan langkah pemilihan pejantan unggul sehingga akan lahir anak yang kualitasnya lebih baik dari induknya selanjutnya dari pejantan tersebut  dilakukan penampungan semen, penilaian kelayakan semen, pengelolahan dan pengawetan semen dalam bentuk cair dan beku, serta teknik inseminasi ke dalam saluran reproduksi ternak betina (Depdiknas, 2001).

C.    Teknik Inseminasi Buatan
1.      Teknik IUI (Intrauterine Insemination)
Teknik IUI dilakukan dengan cara sperma diinjeksikan melalui leher rahim hingga ke lubang uterine (rahim).
2.      Teknik DIPI (Direct  Intraperitoneal  Insemination)
Teknik DIPI telah dilakukan sejak awal tahun 1986. Teknik DIPI dilakukan dengan cara sperma diinjeksikan langsung ke  peritoneal (rongga peritoneum).
Teknik IUI dan DIPI dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut bivalve speculum, yaitu suatu alat yang berbentuk seperti selang dan mempunyai 2 cabang, dimana salah satu ujungnya sebagai tempat untuk memasukkan/menyalurkan sperma dan ujung yang lain  dimasukkan ke dalam saluran leher rahim untuk teknik IUI, sedangkan untuk teknik DIPI dimasukkan kedalam peritoneal. Jumlah sperma yang disalurkan/diinjeksikan kurang lebih sebanyak 0,5–2 ml. Setelah inseminasi selesai dilakukan, orang yang mendapatkan perlakuan inseminasi tersebut harus dalam posisi terlentang selama 10–15 menit.   

D.    Tujuan Inseminasi Buatan
1.      Memperbaiki mutu genetika ternak;
2.      Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya ;
3.      Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
4.      Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;
5.      Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.

E.     Keuntungan dan Kerugian dari Inseminasi Buatan
1.      Keuntungan Inseminasi Buatan
a)      Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
b)      Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
c)      Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
d)     Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang lama;
e)      Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
f)       Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
g)      Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.

2.      Kerugian Inseminasi Buatan
a)      Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi kebuntingan;
b)      Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed / turunan yang besar dan diinseminasikan pada sapi betina keturunan / breed kecil;
c)      Bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama;
d)     Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik (tidak melalui suatu progeny test).

F.     Prosedur Inseminasi Buatan pada Sapi
Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut:
     
-          Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB), semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC.
-          Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 37oC, selama 7-18 detik.
-          Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
-          Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih.
-          Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw.
-          Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat.
-          Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum.
-          Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu.
-          Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yang disebut dengan 'posisi ke empat'.
-          Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.

G.    Faktor – Faktor yang Menyebabkan Rendahnya Prosentase Kehamilan pada Sapi
1.      Fertilitas dan kualitas mani beku yang jelek / rendah;
2.      Inseminator kurang / tidak terampil;
3.      Petani / peternak tidak / kurang terampil mendeteksi birahi;
4.      Pelaporan yang terlambat dan / atau pelayanan Inseminator yang lamban;
5.      Kemungkinan adanya gangguan reproduksi / kesehatan sapi betina. Jelaslah disini bahwa faktor yang paling penting adalah mendeteksi birahi, karena tanda-tanda birahi sering terjadi pada malam hari.

H.    Dampak dari Inseminasi Buatan pada Sapi
Inseminasi Buatan yang dikembangkan oleh manusia bertujuan untuk memberi keuntungan atau meningkatkan kesejahteraan manusia. Namun, Inseminasi Buatan juga tidak lepas dari dampak negatif yang dapat ditimbulkannya.



1.      Dampak Positif Inseminasi Buatan
Dengan inseminasi buatan akan dihasilkan mutu ternak yang lebih baik. Hal ini akan menguntungkan para peternak sehingga dapat meningkatkan perekonomian mereka.

2.      Dampak Negatif Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan  tidak lepas dari kerugian atau dampak negatif yang dapat ditimbulkannya. Misalnya, jika waktu inseminasi buatan tidak tepat maka tidak akan terjadi kehamilan pada hewan ternak. Selain itu, dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang tidak diinginkan apabila ternak jantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Inseminasi buatan harus berlandaskan nilai etika tertentu, karena bagaimanapun juga perkembangan dalam dunia bioteknologi tidak lepas dari tanggung jawab manusia sebagai agen moral dan subjek moral. Etika diperlukan untuk menentukan arah perkembangan bioteknologi serta perkembangannya secara teknis, sehingga tujuan yang menyimpang dan merugikan bagi kemanusiaan dapat dihindarkan. Dan yang penting perlu diterapkannya aturan resmi pemerintah dalam pelaksanaan dan penerapan bioteknologi, sehingga ada pengawasan yang intensif terhadap bahaya potensial yang mungkin timbul akibat kemajuan bioteknologi.